Laman

Jumat, 02 November 2012

Cermin

Bercermin itu penting. Bercermin bukan hanya soal 'something smells beauty'. Banyak hal yang juga butuh dicerminkan. Dengan bercermin, realita kehidupan dapat terlihat. Baru - baru ini aku juga bercermin lo. Dan cerminku................... temen - temenku sendiri. Jadi gini ceritanya. Ehem. *triiiiiing* (sinar flashback)

Waktu itu lagi istirahat pertama. Aku, as usual, ngeloyor ke lantai dua mau ngestalk Aji. Dengan modus nyapa Zetha yang berada di depan ruang Ava yang tak jauh dari 8.5 (kelas Aji), aku dinyatakan berhasil menjalankan misi tanpa diketahui target (professional stalker). Sesekali curi - curi pandang ke 8.5, sambil ngobrol sama Zetha. Tapi, ngh, rupanya misiku gagal. 

Aku kehilangan Aji. Dia lepas dari intaianku. Aku langsung modus aja bilang ke Zetha mau mbalik ke kelas. Padahal, aku cuma mau ke tangga yang deket 8.5 biar bisa nyari Aji ada di mana. Namun, sebelum mencapai tangga, aku melihat seorang anak cewek 8.5. Cantik. Namanya................disamarkan. Ia sedang memegang tangan seseorang. Tapi............... uh, orang yang dipegang tangannya ketutupan tiang penyangga. Yang keliatan cuma tangannya yang dipegang. Putih, kurus, dan........... pakek gelang warna item. Aku ngerasa kenal sama siluet tangan dan gelang itu. Aku menduga - duga, dan firasat buruk menghampiri. Setelah dalam jarak yang nggak ketutupan tiang penyangga, aku baru bisa ngeliat pemilik tangan bergelang itu. 

Aji. Yang lagi ngobrol sama.................. disamarkan. Dan tangan mereka...................... God, pegangan :')
Aku shock, langsung balik ke kelas beneran. Di kelas, mataku udah berkaca - kaca, tapi nggak nangis. Baru istirahat kedua tak tangisin.

Sejak hari itu, aku berubah. Jadi pendiem, sering galau, dan tiba - tiba berkaca - kaca. Kayak habis ditinggal mati -_- Padahal......................

Lalu, apa hubungan semua cerita di atas dengan cermin? Nah, di sini. Mereka, temen - temenku, terutama Milly Ilmus, nyadarain aku. Siapa aku, di mana aku, apa posisiku, siapa bapakku, siapa ibuku, siapa itu Karl Landsteiner, dan hal - hal semacam itu. Dan semuanya bermuara pada satu pernyataan "KAMU MASIH 12 TAHUN. SEHARUSNYA BELOM ADA HAL YANG BISA BIKIN KAMU BERGELINANG AIR MATA SETIAP SAAT. KAMU MASIH KECIL. UMURMU AJA MASIH SEUPILNYA UMUR BERINGIN. ANAK SEUSIAMU NGGAK ADA YANG KAYAK GITU. KAMU BELOM WAKTUNYA GALAU."

EMAK TOLONG MATIIN CAPS LOCKNYA. GIMANA INI CARANYA? TIDAAAAK

Nah sekiranya begitulah cara pandang seorang anak 12 tahun mengenai filosofi cermin. Brilian? Makasih. -_-